Friday, 17 January 2014

Misteri kematian MARY REESER

Mary Hardy Reeser lahir pada tahun 1884 di Columbia, Lancaster County. Dia kemudian menikah dengan Dr Richard Reeser dan punya satu anak, juga bernama Richard. Dia menjalani kehidupan yang sangat normal pada umumnya. Setelah kematian suaminya, ia pindah ke Florida agar lebih dekat dengan anaknya. Kematiannya pada 2 Juli tahun 1951 ini akan menempatkan Mary dalam catatan sejarah. Mary adalah korban SHC. Mary meninggal akibat Pembakaran Manusia spontan. Apa itu SHC?

Spontaneous Human Combustion (SHC) jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti "Pembakaran Spontan Manusia." Menurut Wikipeda, SHC adalah: peristiwa terbakarnya tubuh manusia tanpa sumber api eksternal yang jelas. Selama 200 tahun terakhir, tercatat setidaknya 300 kasus. Sebagian korban ditemukan tewas dengan tubuh terbakar habis (hanya menyisakan abu) tanpa sumber api yang jelas.

Bukti sejarah pertama yang cukup dapat dipercaya datang dari Jonas Dupont, seorang penulis Prancis yang menerbitkan koleksi kasus SHC berjudul De Incendiis Corporis Humani Spontaneis pada tahun 1763.

BEBERAPA KASUS-KASUS SHC

Selain Mary Reeser, juga ada beberapa orang yang mengalami pembakaran spontan, di antaranya:

NICOLE MILLET CASE
Pada tanggal 20 Februari 1725, di Rheim, Prancis, seorang wanita bernama Nicole Millet ditemukan tewas terbakar. Suaminya, seorang tuan tanah bernama Jean Millet dituduh menjadi pembunuh istrinya, dengan motif ingin menikahi seorang gadis muda. Namun kemudian, seorang ahli bedah bernama Nicholas Le Cat meyakinkan pengadilan bahwa pembunuhan ini tak mungkin dilakukan oleh manusia. Akhirnya Millet dibebaskan, dan kasus ini disimpulkan sebagai “campur tangan Tuhan.”

Kronologinya: Malam itu, tanggal 19 Februari, pasangan Millet pergi tidur pada pukul 8 malam. Entah kenapa, malam itu Ny. Millet tak bisa tidur, sehingga memutuskan pergi ke dapur untuk menghangatkan dirinya. Tn. Millet tanpa ada perasaan apapun kembali tidur. Tapi sekitar pukul 2 dinihari, Tn. Millet terbangun karena bau yang amat tajam.

Karena ingin tahu, Tn. Millet pergi menyelidiki ke dapur. Betapa kagetnya dia, ketika dia menemukan sisa tubuh istrinya.

Tubuh Ny. Millet telah berubah menjadi abu. Sedikit ususnya masih tersisa, begitu juga sebagian kaki dan kepalanya. Anehnya, ruangan itu hanya menyisakan sedikit sekali tanda terbakar.

Petugas medis datang segera untuk memeriksa jenazah, dan Tn. Millet ditangkap atas tuduhan pembunuhan, hingga akhirnya dibebaskan beberapa saat kemudian.

Kasus inilah yang kabarnya menginspirasi penulisan "De Incendiis Corporis Humani Spontaneis."

GRACE PETT CASE
Tanggal 9 April 1744, Grace Pett yang berusia 60 tahun dan tinggal di Ipswich, Inggris ditemukan dalam keadaan tewas oleh putrinya.

“Seperti kayu yang termakan api,” begitulah deskripsinya.

Pada malam tanggal 9 April 1744, Ny. Pett pergi tidur dengan putrinya. Seperti kebiasaannya, beberapa saat kemudian dia turun ke bawah untuk merokok. Ny.Pett bukan seorang pemabuk, namun malam itu dia tengah merayakan kembalinya putrinya dari Gilbratar sehingga ia mengkonsumsi banyak bir. Pagi berikutnya, putrinya menemukan tubuh Ny. Pett dan mulai berteriak meminta bantuan. Putrinya yang panik dan ketakutan sempat menyiramkan air ke atas tubuh ibunya yang sudah mati, yang menghasilkan lapisan tipis asap yang berbau tajam, sementara tetangga-tetangganya berdatangan.

Tubuh Ny. Pett ditemukan tergeletak dengan kepala menghadap perapian, organ dalam tubuhnya terpencar di dekat perapian. Tubuh Ny. Pett terbakar begitu parah sehingga menyerupai arang. Kepala, tangan dan kakinya menunjukkan tanda-tanda terbakar, namun tidak separah yang dialami organ dalamnya. Lemak dalam tubuhnya meleleh ke lantai hingga tidak bisa dibersihkan lagi. Anehnya, beberapa pakaian yang berada di dekat tubuh korban tidak ikut terbakar.

Sumber api juga tidak jelas. Api perapiannya sudah mati, begitu juga dengan lilin yang dibawanya. Korban juga hanya mengenakan gaun dari katun sehingga kecil kemungkinan pakaiannya yang terbakar bisa menyebabkan kerusakan sebesar itu pada tubuhnya.

PHYLLIS NEWCOMBE CASE
Tanggal 27 Agustus 1938, di kota Chelmsford, Inggris diadakan sebuah pesta dansa. Di antara 400 hadirin malam itu adalah Phyllis Newcombe dan tunangannya Henry McAusland.

Selewat tengah malam, Phyllis dan tunangannya berjalan keluar dari ruangan dansa. Hadirin lain sudah banyak yang pulang. Saat Henry yang berjalan di depan mencapai puncak tangga, tiba-tiba Phyllis menjerit dan Henry melihat nyala api membakar gaun kekasihnya. Phyllis berlari masuk kembali ke ruang dansa, di mana beberapa pria sedang mengobrol bersama. Melihat Phyllis, mereka langsung bertindak cepat menyebelunginya dengan mantel. Api yang membakar Phyllis akhirnya padam.

Ambulans tiba 20 menit kemudian. Phyllis menderita luka bakar serius di bagian dada, kaki dan lengan. Saat dirawat, Phyllis sempat menunjukkan proses penyembuhan yang baik. Namun akhirnya, lukanya menyebabkan Pneumonia, dan akhirnya Phyllis meninggal pada tanggal 15 September 1938.

“Selama pengalamanku, aku belum pernah menjumpai kasus semisterius ini,” komentar Koroner Beccle, petugas yang menangani kasus Phyllis.

Note: Henry McAusland, tunangan Phyllis, tewas 5 tahun kemudian di medan perang saat Perang Dunia II.

KORBAN YANG SELAMAT

Kebanyakan orang yang mengalami SHC tewas, namun beberapa orang berikut ini cukup beruntung untuk menceritakan kisah mereka.

Tahun 1944, seorang pria bernama Peter Jones melihat asap keluar dari tubuhnya, tapi tak ada api. Dia juga tidak merasakan rasa sakit sedikitpun.

September 1985, seorang gadis muda bernama Debbie Clark sedang berjalan pulang ke rumahnya ketika menyadari bahwa dia mengeluarkan percikan api biru setiap beberapa langkah. Mengira itu lucu, ia kemudian menunjukkannya kepada ibunya, yang langsung menjerit dan menceburkannya ke bak mandi. Debbie tampaknya tak merasakan rasa sakit sama sekali, karena dia tertawa selama kejadian itu. (kok bisa?)

Musim dingin tahun 1980, Susan Motteshead yang sedang berada di dapur tiba-tiba terbakar di depan anaknya. Ny. Motteshead tidak menyadari dia sedang terbakar hingga anaknya menjerit. Ketika ia sadar apa yang terjadi, api itu langsung padam. Anehnya, tak sesenti pun kulitnya yang menderita luka bakar.

Kembali ke fenomena SHC. Dari 200 laporan yang masuk, terdapat pola yang hampir sama ditemukan pada semua tubuh korban atau lokasi kejadian. Tubuh korban umumnya telah terbakar habis dan hampir seluruhnya menjadi abu. Ini menunjukkan api yang membakar lebih panas dibanding api biasa. Biasanya yang tersisa dari korban hanyalah potongan tangan atau kaki. Pada sebagian kasus, perut korban masih tersisa sedikit, sedangkan tulang sepenuhnya menjadi abu.

Dalam peristiwa ini, benda-benda di sekitar korban tidak pernah terbakar. Dalam beberapa kasus, bahkan seprai tempat korban tidur tidak terbakar sama sekali.

Di lokasi kejadian, umumnya juga ditemukan substansi seperti lemak menyelimuti langit-langit dan dinding. Biasanya lapisan lemak ini mencapai hingga satu meter di atas lantai. Objek-objek yang berada dalam area satu meter ini menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat panas, seperti cermin yang retak atau lilin yang meleleh.

Umumnya peristiwa ini terjadi ketika korban sedang berada di dalam rumahnya sendiri dan petugas koroner yang tiba di lokasi biasanya mencium bau asap dan bau manis di ruangan tempat insiden tersebut terjadi.

Ada banyak teori yang berusaha menjelaskan penyebab peristiwa aneh ini. Teori-teori ini pada awalnya diajukan dengan melihat pola yang ada pada para korban.

Memang, dari 200 laporan SHC yang masuk, tidak semua, tapi pada umumnya korban SHC memiliki beberapa kesamaan:

1. Mereka umumnya adalah para manula.
2. Memiliki cacat atau keterbatasan gerak tubuh. Wanita yang ditemukan di Brevard County, Florida, seorang yang diduga adalah 'korban' terbaru dari SHC (yang terjadi sekitar tahun 2009) juga memiliki kesulitan gerak walaupun ia bisa berjalan.
3. Perokok dan peminum.
4. Orang-orang yang kesepian atau hidup sendiri untuk waktu yang lama.

Jadi dengan melihat pola-pola ini, beberapa peneliti mencoba untuk memberikan penjelasan ilmiah mengenai penyebab fenomena ini.

Teori-teori tersebut adalah:

ALKOHOL
Kebanyakan korban SHC adalah alkoholik. Ada beberapa klaim yang mengatakan bahwa seorang peminum alkohol dapat mencapai level dimana alkohol di dalam darahnya dapat membuatnya terbakar. Namun teori ini dianggap tidak berdasar karena ethanol hanya dapat terbakar apabila konsentrasinya lebih besar dari 23%. Teori ini menjadi tidak masuk akal karena jika manusia memiliki konsentrasi 1% saja di dalam darahnya, maka bisa dipastikan orang itu akan mengalami kematian.

WICK EFFECT/EFEK SUMBU
Teori ini menyebutkan bahwa tubuh manusia ketika tersentuh dengan api rokok dapat menyebabkan timbulnya api yang membakar tubuh. Menurut para peneliti juga, lemak di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai substansi pembakar. Sedangkan pakaian atau rambut korban berfungsi sebagai sumbu. Sementara lemak tubuh mencair karena panas, ia membasahi pakaian dan membuat "sumbu" terbakar secara perlahan-lahan. Ini sebabnya mengapa tubuh mereka terbakar sedangkan benda-benda sekitarnya tidak.

Ketika teori ini diajukan, orang-orang bertanya, bagaimana menjelaskan potongan kaki atau tangan yang tersisa dari tubuh korban? Jawabannya adalah level temperatur pada tubuh korban, Masih menurut para peneliti, ketika dalam posisi duduk, tubuh bagian atas korban menjadi lebih panas dibanding kakinya. Analoginya adalah seperti ketika kita menyalakan korek api. Api akan membakar kepala dan perlahan-lahan turun ke bawah. Tapi biasanya api akan mati sebelum membakar habis seluruh batang korek sehingga menyisakan sedikit batang korek bagian bawah.

Teori ini cukup masuk akal, namun permasalahannya adalah kapan tubuh manusia dapat menciptakan wick effect ini?

LISTRIK STATIS
Teori lain mengatakan bahwa mungkin jenis pakaian korban telah memicu timbulnya listrik statis. Seseorang yang berjalan di atas karpet dapat menciptakan aliran listrik dan voltase yang cukup untuk menciptakan percikan-percikan api.

Namun teori ini juga dibantah, karena walaupun voltase listrik yang dihasilkan cukup tinggi, energi yang tersimpan sangat rendah, biasanya kurang dari 1 joule. Ini tidak cukup untuk menciptakan api.

PSIKOSOMATIK
Sebagian korban yang ditemukan meninggal adalah mereka yang hidup sendiri atau kesepian. Jadi menurut sebagian peneliti, proses psikosomatik yang terjadi mungkin telah menimbulkan reaksi berantai dengan memproses nitrogen di dalam tubuh mereka dan menimbulkan reaksi berantai ledakan mitokondria. Teori ini juga dianggap terlalu mengada-ngada.

GAS DAN LISTRIK MANUSIA
Dari antara semua teori yang diajukan, mungkin ini adalah teori yang paling masuk akal. Kita tahu bahwa tubuh manusia mengandung listrik dan di dalam tubuh manusia juga terdapat gas yang dapat menyalakan api. Contohnya adalah gas metana di dalam usus. Teori ini mengatakan SHC dapat terjadi ketika gas metan ini bercampur dengan listrik di dalam tubuh. Sekali lagi, teori yang masuk akal. Namun pertanyaannya adalah, kapan listrik dan metan di dalam tubuh dapat menciptakan api. Pertanyaan ini lagi-lagi belum terjawab.

HANGUS KARENA TIDUR
Dan sekarang, inilah teori yang paling sederhana. Menurut sebagian orang, penyebab terbakarnya tubuh korban dapat disimpulkan dari ciri-ciri korban seperti yang sudah saya singgung di atas. Para korban yang ditemukan umumnya sedang merokok atau mabuk dan sendirian. Korban juga pada umumnya berusia lanjut atau memiliki kendala pada tubuh seperti cacat.

Jadi ketika mereka tertidur, rokok yang dipegang oleh mereka jatuh, membakar karpet dan akhirnya menjalar ke tubuhnya. Karena mereka memiliki kendala gerak pada tubuhnya, maka mereka tidak mampu menyelematkan diri hingga tewas di tempat.

Sederhana sekali kan?

Tapi teori ini dianggap mengabaikan fakta bahwa di tempat penemuan mayat korban, benda-benda sekitar bahkan tempat tidur atau kursi tidak ditemukan hangus sama sekali. Ini menunjukkan bahwa sumber api sepertinya berasal dari dalam tubuh korban, bukan dari luar.

KEJAHATAN TERENCANA
Dan akhirnya, inilah teori yang paling sederhana diantara yang paling sederhana. Teori ini mungkin diajukan oleh peneliti yang malas berpikir. Menurut mereka, kematian korban adalah akibat kejahatan. Tubuh mereka yang hangus adalah usaha dari sang penjahat untuk menghilangkan jejak. So, teori ini mengabaikan begitu banyak fakta sehingga tidak pernah dilirik oleh para peneliti yang kredibel.

Kesimpulan:
Spontaneous Human Combustion sekitar 99% adalah penyebab kematian Mary Reeser, dan mungkin wajahnya yang ketakutan adalah karena rasa sakit yang di deritanya akibat terbakar, tapi itu semua cuma persepsi. Kita tak tahu apa yang memicu dari SHC sendiri?

Sumber : //
WORLD kasuga.xtgem.com

Sunday, 27 October 2013

Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan
tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut perencanaan,
peleksanaan,dan penilaian sampel audit.
-Resiko sampling
Auditors harus menerapkan pertimbangan profesional dalam menentukan resiko sampling.
dalam menyelenggarakan pengujian substansif atas rincian,auditor memperhatikan dua aspek dari resiko sampling,
resiko keliru menerima (risk of Incorrect Acceptance),yaitu resiko mengambil kesimpulan.berdasarkan hasil sampel,
bahwa saldo akun tidak berisikan salah saji secara material.padahal kenyataanya saldo akun telah salah saji secara material.
resiko keliru menolak yaitu resiko mengambil kesimpulan.berdasarkan hasil sampel,bahwa saldo akan berisi salah saji secara meterial.

Thursday, 17 October 2013

Gangguan pada sistem penerangan sepeda motor



 Truble Sharing (Gangguan pada system penerangan)
  1. Lampu padam 
  2. Cahaya lampu redup  
  3. Jarak cahaya tidak pas 
 Pemeriksaan saklar lampu depan



Reg
E
CL
HL
TL
P
OFF






Potitien (P)






ON






Warna kabel
Putih/Hitam
Hijau
Kuning
Biru/Putih
Coklat
Coklat/putih


Keteragan :

OFF                       = posisi saklar mati

Potition (P)             = posisi lampu kecil [Lampu senja]

ON                        = posisi lampu besar

Reg                        = kabel dari rectifier regulator

E                           = earth (massa)
CL                        = Corging light dari spul
HL                        = Head lampu
TL                        = Tail light
P                          = position lampu 

Penyebab lampu padam :

  1. Bola lampu putus
  2. Contack saklar kotor
  3. Conectoe longgar/lepas