Friday, 4 October 2013

Seperti apa tes keperawanan itu ?



 Pemeriksaan keperawanan  dilihat dari  selaput darah, namun tidak selalu evektuf karena seorang wanita yang tidak berhubungan intim saja selaput darahn bisa saja terkoyak.untuk kasus tertentu ,tes keperawanan bisa saja dibutuhkan."utuhnya selaput darah (hymen) harus diperiksa oleh dokter spesialisasi kebidanan di klinik sendiri kebidanan melalui prosedur pemeriksaan intra-vagina atau pemeriksaan dalam. Orang awam tidak mungkin mampu melaksanakanya.Sebenarnya tidak semua wanita harus tes keperawanan, hanya untuk menilai apakah  wanita pernah melakukan hubungan intim di luar nikah, maka kejujuran dan salaing percayalah yang tepat dari pada melihat utuhnya selaput darah pada vagina.
Tes keperawanan hanya dibutuhkan pada kasus tertentu. Seperti pada kasus pemeriksaan perkosaan atau syarat masuk instasi dan sekolah tertentu. Dalam tes  tersendiri, tentu hanya dilakukan dokter spesialisasi kebidanan saja atau bidan senior yang punya wewenang kompetensi tertentu untuk melakukanya tersebut.
Sebenarnya tes keperawanan hamper sama dengan tes pap smear (untu deteksi dini kanker serviks) atau posisi wanita melahirkan secara normal dari jalan lahir vgina.berikut cara tes keperawanan
  • Wanita tidak sedang menstruasi
  • Wanita diminta berbaring di tempat tidur
  • Kaki  ditekuk dengan posisi mengangkang
  • Pemeriksaan dalam bisa dengan alat speculum untuk membuka bibir vagina
  • Jika selaput darah masih utuh maka akan terlihat selaput tipis yang menutupi dinding dan bibir vagina
  • Pemeriksaan harus dalam keadaan rileks supaya tidak sakit
Namun sangat tidak adil jika keperawanan wanita selalu di besar besarkan sedangkan tidak demikian dengan keperjakaan pada pria.keperjakaan tidak bisa di buktikan sama sekali meskipun seorang pria sudah pernah berhubungan intim.kalau  virginitas selalu di besar besarkan artinya tidak ada kesetaraan gender karena permesalahan keperjakaan pria tidak pernah di permasalahkan padahal selaput darah bisa saja sobek saat seorang wanita mengendarai kuda.

No comments:

Post a Comment