Bismillahhirrohmannirrohiim
DEMI WAKTU
Orang yang berakal itu
selalu memiliki empat waktu yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya yaitu
: waktu untuk bermunajat kepada tuhannya, waktu untuk mengevaluasi dirinya,
waktu untuk merenungkan ciptaan-nya dan waktu untuk bekerja mencari nafkah demi
kelangsungan hidupnya “ H.R.Ibnu Hibban
Kita sering mendengar ada orang
berkata,” waktu terus berjalan tidak
terasa”, benarkah tidak terasa ? kita semua menyadari perubahan detik demi
detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti
tahun. Semuanya itu terus berjalan tidak pernah ada perhentian waktu,
barangkali terlalu naïf rasanya bila kita tidak pernah merasakan adanya
pergantian demi pergantian itu atau tidak pernah merasakan adanya perubahan
waktu karena kita memang tidak pernah memanfaatkan waktu itu dengan
sebaik-baiknya.
Kita berani dengan lantang mengatakan
tidak terasa, karena lebih banyak waktu tersita untuk menghadapi kehidupan di
dunia ini yang teramat sibuk, baik dia si kaya yang sedang sibuk menambah dan
menjaga kekayaanya, si pangkat yang sedang sibuk mempertahankan dan
meningkatkan posisinya, si pintar yang sedang asyik menikmati banyak pujian, si
miskin yang sedang bergelut dengan sejuta kesusahan dan kesulitan hidup atau si
pendir yang tidak pernah peduli terhadap keadaan yang sedang berlangsung di
sekitarnya. alhasil, semua sedang asyik termasuk menikmati kehidupan itu
sendiri sampai terlupa akan waktu, dan kita baru sadar sesadar sadarnya akan
adanya waktu bila di depan pintu rumah kita telah berdiri dengan tegak dan
gagahnya sang penjemput malaikat maut, barulah
mulut-mulut kita bergumam setengah kecewa, setengahnya lagi penuh penyesalan.
Mengapa aku tidak pernah bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-mu, mengapa
aku tidak pernah mengukur diriku sendiri sehingga aku menjadi manusia yang
tidak tahu diri? Mengapa aku tidak pernah berp;ikir akan kebesaran ciptaan-mu
yang aku rasakan besar selama ii tidak jelas asal-usulnya sehingga aku sudah
tidak dapat membedakan lagi mana harta halal dan mana yang haram? Sungguh suatu
penyesalan dan kekecewaan yang tidak ada gunanya lagi karena pintu taubat telah
tertutup rapat, yang tertinggal hanya ada satu kalimat” innalillahi wa inna illahi rojium “
No comments:
Post a Comment